Kemarin sore, hujan tidak membiarkan senja melaksanakan tugasnya. Begitu pun dengan bunga mawar yang justru malah layu saat musim hujan. Mungkin itu sebabnya kasih sayang perlu disiramkan secukupnya, tidak berlebihan. Jogja masih jadi kota yang romantis, tapi kenangan-kenangan yang aku punya di sana tidak melulu yang manis-manis, banyak yang miris dan juga membawa tangis. Tapi tenang saja, Jogja adalah tempat kelahiranku, meski dia membawa banyak luka, ia juga tetap membawakanku senang dan nyaman. Bukannya memang begitu cara kerja semesta, suka berdampingan dengan duka, senang berteman dengan sedih, luka berpasangan dengan sembuh. Kenangan-kenanganku yang berlatar kota romantis masih tertata rapi di sudut hati. Mau kuceritakan salah satunya? Ceritanya sederhana, tentang seorang laki-laki yang berteman akrab dengan pena, sama sepertiku, bedanya aku suka menulis, sedangkan ia suka menggambar dan melukis. Waktu itu, aku ingat sekali. Saat hari Selasa, bukannya memakai baju seragam o
Bersama, kita membaru yang membiru.